85 Pedagang Pasar Pondok Kelapa Diusir
TEMPO.CO,
Jakarta - Sebanyak 85
pedagang yang berjualan di pasar darurat Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta
Timur, sejak 1993, diusir paksa pemilik lahan, yakni Perusahaan Daerah (PD)
Sarana Jaya, Senin, 20 Juni 2011. Sejumlah orang yang disewa PD Sarana Jaya
untuk membongkar lapak dihadang oleh pedagang. Di atas lahan ini rencananya
akan dibangun Rumah Susun Sederhana Hak Milik (Rusunami) dua menara setinggi 20
lantai.
"Sejak 2008, sudah diperingatkan berulang kali agar hengkang, namun pedagang tetap menolak," ujar Penanggung Jawab Area PD Sarana Jaya, Budiono.
Pihaknya, kata dia, sudah memberi peringatan ke pedagang untuk tidak berjualan sejak pekan lalu. Yang membuat Budiono heran, meski tidak pernah membayar lahan, para pedagang melawan petugas.
Menurut Mundakir, 51 tahun, salah seorang pedagang, dia dijanjikan lahan baru oleh PD Sarana Jaya. Sayangnya, lahan yang dimaksud adalah kios komersial di dalam rusunami. Dia menginginkan pedagang tetap berjualan di lokasi tersebut karena dianggap tidak mengganggu pembangunan rusunami. "Kalau pun tidak, kami minta diberikan lahan penampungan sementara agar tetap berjualan," kata dia.
Sempat terjadi persinggungan antara pedagang dan petugas saat negosiasi. Walhasil, mediasi tidak melahirkan solusi dan pedagang tetap berkukuh menolak pindah sebelum disediakan tempat penampungan. "Jangan usir begitu saja, anak istri mau makan apa," kata Mundakir.
Sanap, 50 tahun, pedagang lainnya, juga berkukuh menempati lokasi tempatnya berdagang. Malah, dia berjanji akan melakukan perlawanan. "Saya dan teman-teman akan tetap bertahan dan melawan," tuturnya.
Camat Duren Sawit Wahyu Supriyatna mengaku bingung atas masalah ini. Menurut dia, PD Sarana Jaya tidak pernah berkoordinasi dengan pihaknya untuk menggusur. "Saya tidak tahu materi perjanjian pedagang dengan PD Sarana Jaya. Harusnya jika mau membongkar, dilakukan rapat koordinasi dulu antara pedagang, kecamatan, dan PD Sarana Jaya."
Budiono menjanjikan jika rusunami berdiri akan disediakan 200 unit kios komersial di lantai satu. Pedagang Pondok Kelapa akan diprioritaskan berjualan di kios tersebut. Rencananya, pembangunan rusunami tetap dilakukan awal November 2011. Hingga kini, belum ada titik temu antara pedagang dan pihak PD Sarana Jaya.
"Sejak 2008, sudah diperingatkan berulang kali agar hengkang, namun pedagang tetap menolak," ujar Penanggung Jawab Area PD Sarana Jaya, Budiono.
Pihaknya, kata dia, sudah memberi peringatan ke pedagang untuk tidak berjualan sejak pekan lalu. Yang membuat Budiono heran, meski tidak pernah membayar lahan, para pedagang melawan petugas.
Menurut Mundakir, 51 tahun, salah seorang pedagang, dia dijanjikan lahan baru oleh PD Sarana Jaya. Sayangnya, lahan yang dimaksud adalah kios komersial di dalam rusunami. Dia menginginkan pedagang tetap berjualan di lokasi tersebut karena dianggap tidak mengganggu pembangunan rusunami. "Kalau pun tidak, kami minta diberikan lahan penampungan sementara agar tetap berjualan," kata dia.
Sempat terjadi persinggungan antara pedagang dan petugas saat negosiasi. Walhasil, mediasi tidak melahirkan solusi dan pedagang tetap berkukuh menolak pindah sebelum disediakan tempat penampungan. "Jangan usir begitu saja, anak istri mau makan apa," kata Mundakir.
Sanap, 50 tahun, pedagang lainnya, juga berkukuh menempati lokasi tempatnya berdagang. Malah, dia berjanji akan melakukan perlawanan. "Saya dan teman-teman akan tetap bertahan dan melawan," tuturnya.
Camat Duren Sawit Wahyu Supriyatna mengaku bingung atas masalah ini. Menurut dia, PD Sarana Jaya tidak pernah berkoordinasi dengan pihaknya untuk menggusur. "Saya tidak tahu materi perjanjian pedagang dengan PD Sarana Jaya. Harusnya jika mau membongkar, dilakukan rapat koordinasi dulu antara pedagang, kecamatan, dan PD Sarana Jaya."
Budiono menjanjikan jika rusunami berdiri akan disediakan 200 unit kios komersial di lantai satu. Pedagang Pondok Kelapa akan diprioritaskan berjualan di kios tersebut. Rencananya, pembangunan rusunami tetap dilakukan awal November 2011. Hingga kini, belum ada titik temu antara pedagang dan pihak PD Sarana Jaya.
Komentar
Posting Komentar